candi

Candi Jago Malang: Keagungan Singasari di Lembah Bromo

Pendahuluan

Candi Jago Malang: Keagungan Singasari di Lembah Bromo. Tersembunyi di tengah lanskap Kabupaten Malang yang subur, tepatnya di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, berdiri megah sebuah peninggalan bersejarah dari era kejayaan Kerajaan Singasari: Candi Jago. Candi yang juga dikenal dengan nama Jajaghu (berarti “keagungan”) atau Candi Tumpang oleh masyarakat setempat ini bukan hanya sekadar tumpukan batu kuno, melainkan saksi bisu perpaduan budaya, religi, dan keindahan arsitektur masa lalu yang memukau.

Jejak Sejarah: Penghormatan untuk Sang Raja Bijaksana

Candi Jago diperkirakan dibangun pada abad ke-13 Masehi, tepatnya sekitar tahun 1268 hingga 1280 Masehi. Berdasarkan catatan dalam kitab Negarakertagama dan Pararaton, candi ini didirikan oleh Raja Kertanegara, penguasa terakhir dan paling terkenal dari Kerajaan Singasari. Tujuan utama pembangunan candi ini adalah sebagai tempat suci untuk memuliakan dan mendharmakan ayahnya, Sri Jaya Wisnuwardhana, raja keempat Kerajaan Singasari yang wafat pada tahun 1268 Masehi.

Meskipun bercorak agama Buddha, khususnya Buddha Tantrayana yang berkembang pesat pada masa pemerintahan Kertanegara, Candi Jago juga memperlihatkan pengaruh kuat dari elemen-elemen Hindu. Hal ini mencerminkan sinkretisme kepercayaan yang terjadi pada masa itu, di mana Hindu dan Buddha hidup berdampingan dan saling memengaruhi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk seni dan arsitektur. situs slot gacor andalan sejak 2019 di situs totowayang rasakan kemenangan dengan mudah.

Arsitektur Unik: Punden Berundak dengan Sentuhan Seni Tinggi

Salah satu daya tarik utama Candi Jago adalah arsitekturnya yang unik dan berbeda dari candi-candi klasik Jawa Tengah. Candi ini dibangun di atas sebuah batur atau fondasi bertingkat tiga yang menyerupai konsep punden berundak, sebuah struktur megalitikum yang telah ada jauh sebelum periode Hindu-Buddha. Semakin ke atas, ukuran teras semakin mengecil, menciptakan visual yang dinamis dan menarik.

Bangunan utama candi terletak agak ke belakang dan menduduki teras tertinggi. Dahulu, diperkirakan terdapat atap yang menjulang tinggi, kemungkinan berbentuk Meru atau pagoda, namun sayangnya bagian atap tersebut kini telah hilang akibat faktor usia dan bencana alam. Meskipun demikian, sisa-sisa struktur bangunan tetap memperlihatkan keahlian para arsitek dan pemahat pada masanya.

Dinding tubuh candi dihiasi dengan relief-relief yang sangat indah dan detail, menceritakan berbagai kisah epik dan ajaran moral. Beberapa relief yang terkenal di Candi Jago antara lain:

  • Kisah Kunjarakarna: Menceritakan tentang seorang yaksa (raksasa baik hati) yang ingin menjadi manusia dan akhirnya mencapai kesempurnaan spiritual.
  • Fabel (Tantri Kamandaka atau Pancatantra): Berisi cerita-cerita binatang yang mengandung ajaran kebijaksanaan dan etika kehidupan.
  • Kresnayana: Mengisahkan tentang kehidupan dan kepahlawanan Sri Krishna.
  • Arjunawiwaha: Menceritakan tentang perkawinan Arjuna dengan bidadari Supraba.
  • Mahabharata: Beberapa adegan dari epos besar Hindu ini juga dapat ditemukan pada relief candi.

Baca Juga: Candi Arca Gupolo: Misteri dan Keindahan di Lereng Merapi

Relief-relief ini tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi, tetapi juga sebagai media penyampaian ajaran agama dan nilai-nilai budaya kepada masyarakat pada masa itu. Gaya pahatannya yang khas Jawa Timur dengan karakter wayang memberikan ciri tersendiri pada seni relief Candi Jago.

Relief dan Arca: Simbolisme dan Keagungan Seni

Selain relief, Candi Jago juga menyimpan beberapa arca penting, meskipun sebagian telah dipindahkan ke museum untuk pelestarian yang lebih baik. Salah satu arca yang masih dapat ditemukan di lokasi adalah Arca Amoghapasa, yang merupakan perwujudan dari Raja Wisnuwardhana sebagai dewa tertinggi dalam ajaran Buddha Tantrayana. Arca ini memiliki nilai sejarah dan seni yang sangat tinggi.

Di bagian depan candi juga terdapat sisa-sisa Arca Dwarapala (penjaga pintu) yang dulunya berfungsi sebagai pelindung bangunan suci. Keberadaan arca-arca ini semakin memperkaya nilai sejarah dan spiritual Candi Jago.

Lokasi dan Akses: Menuju Keagungan Masa Lalu

Candi Jago terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasinya berada sekitar 22 kilometer ke arah timur dari pusat Kota Malang. Akses menuju candi ini relatif mudah dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.

Jika menggunakan kendaraan pribadi dari Kota Malang, Anda dapat mengambil arah menuju Kecamatan Tumpang melalui Jalan Raya Tumpang. Setelah tiba di Tumpang, ikuti petunjuk arah menuju Desa Jago. Perjalanan diperkirakan memakan waktu sekitar 30-45 menit tergantung kondisi lalu lintas.

Bagi yang menggunakan transportasi umum, Anda dapat naik angkutan umum (mikrolet) dari terminal Arjosari atau terminal Gadang menuju Tumpang. Setelah tiba di Tumpang, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Candi Jago menggunakan ojek atau becak.

Informasi Praktis untuk Pengunjung:

  • Alamat: Jl. Wisnuwardhana, Ronggowuni, Tumpang, Kec. Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65156.
  • Jam Operasional: Setiap hari, pukul 07.30 – 16.00 WIB.
  • Harga Tiket Masuk: Gratis (berdasarkan informasi terkini, pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk, namun sumbangan sukarela untuk pemeliharaan candi sangat dihargai). Namun, ada sumber lain yang menyebutkan harga tiket sekitar Rp5.000 – Rp10.000 per orang, sehingga disarankan untuk memverifikasi kembali sebelum berkunjung.
  • Fasilitas: Area parkir, toilet, dan beberapa warung kecil di sekitar lokasi.

Candi Jago Saat Ini: Pesona yang Tak Lekang Waktu

Meskipun telah mengalami kerusakan dan tidak lagi utuh seperti aslinya, Candi Jago tetap memancarkan pesona dan keagungan masa lalu. Relief-relief yang tersisa masih dapat dinikmati dan dipelajari, memberikan gambaran tentang kehidupan, kepercayaan, dan seni pada era Singasari. Lingkungan sekitar candi yang asri dan tenang juga menambah daya tarik tempat ini sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya yang menarik untuk dikunjungi.

Kesimpulan

Mengunjungi Candi Jago adalah sebuah perjalanan waktu yang memungkinkan kita untuk mengagumi warisan peradaban masa lalu dan merenungkan betapa kaya dan beragamnya sejarah bangsa Indonesia. Candi ini bukan hanya sekadar monumen kuno, tetapi juga jendela yang menghubungkan kita dengan kebesaran Kerajaan Singasari dan kearifan budaya leluhur.