Bagaimana Martin Luther Mengubah Jalannya Sejarah

Bagaimana Martin Luther Mengubah Jalannya Sejarah

Martin Luther adalah seorang reformis agama Kristen pada abad ke-16 yang mengubah jalannya sejarah. Luther lahir di Jerman pada 1483. Dia adalah seorang biarawan dan teolog Katolik yang kemudian mendirikan cabang Protestan dari Kekristenan yang dikenal sebagai Lutheranisme.

Pada masa itu, Gereja Katolik dipenuhi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Luther menentang praktik indulgensi Gereja – dimana orang bisa membayar Gereja untuk menebus dosa dan masuk Surga. Dia juga berpendapat bahwa Alkitab, bukan keputusan Paus, seharusnya menjadi satu-satunya otoritas agama.
– Pada 1517, Luther menerbitkan 95 Dalil untuk memprotes praktik indulgensi Gereja.
– Dia dituduh sesat dan dikucilkan oleh Gereja Katolik.
– Luther kemudian menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke bahasa Jerman, sehingga dapat dibaca oleh masyarakat awam.
– Dia juga menulis khotbah dan lagu rohani untuk dimengerti oleh rakyat jelata.

Tindakan Luther memicu Reformasi Protestan dan mengubah sejarah Eropa. Dia berani melawan Gereja dan menginspirasi banyak orang untuk kembali kepada ajaran Alkitab. Martin Luther benar-benar seorang pahlawan iman yang berpengaruh di masanya.

95 Dalil Martin Luther Dan Reformasi Protestan

Ketika Martin Luther memposting 95 argumennya pada 1517, ia mengubah jalannya sejarah. Argumen-argumennya mengkritik praktik Gereja Katolik pada masa itu, terutama penjualan indulgensi. Indulgensi adalah surat pelepasan dosa yang dapat dibeli dari Gereja. Luther berpendapat bahwa hal ini salah dan bertentangan dengan ajaran Alkitab.

BACA JUGA : Legenda Siddhartha Gautama dan Kelahiran Agama Buddha

Dengan dipostingnya 95 Argumen itu, Luther secara tidak sengaja memulai apa yang disebut Reformasi Protestan. Ia menantang kekuasaan Paus dan Gereja Katolik. Hal ini berujung pada perpecahan dalam Gereja Kristen di Eropa.

Beberapa poin penting dalam 95 Argumen Luther adalah:
– Hanya iman yang dapat menebus dosa, bukan uang atau indulgensi.
– Alkitab, bukan Paus, yang harus menjadi otoritas tertinggi bagi orang Kristen.
– Orang biasa dapat berhubungan langsung dengan Tuhan tanpa melalui imam atau gereja.

Dampak yang Ditimbulkan

Argumen Luther ini menimbulkan kegemparan di Eropa. Ia dipanggil ke Roma untuk diadili atas tuduhan bidah, tetapi ia menolak untuk pergi. Pada 1521, Kaisar Charles V mengeluarkan Fatwa Worms yang menyatakan Luther sebagai seorang pengacau. Meskipun demikian, Reformasi Protestan terus berkembang dan merubah Eropa selamanya.

Warisan Dan Pengaruh Martin Luther

Reformasi Luther menyebabkan perpecahan dalam Gereja Katolik yang berkuasa dan melahirkan gereja-gereja Protestan. Ajaran inti Luther tentang keselamatan melalui iman dan kasih karunia Allah, bukan melalui perbuatan baik, membentuk dasar bagi kepercayaan dan praktik Protestan.

Tulisan-tulisannya, terutama 95 Dalilnya, menyebarkan gagasan bahwa Alkitab, bukan Paus, yang harus menjadi otoritas tertinggi dalam kepercayaan Kristen. Luther menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman sehingga dapat dibaca oleh semua orang. Hal ini memungkinkan orang awam untuk membaca dan memahami ajaran Kristen secara langsung tanpa perantara imam.

Reformasi Luther juga memicu pergolakan sosial dan politik di Eropa. Raja-raja dan kota-kota menganggap Reformasi sebagai kesempatan untuk melepaskan diri dari kekuasaan Paus. Peperangan dan pemberontakan terjadi di seluruh Eropa karena perbedaan keyakinan agama.

Luther telah mengubah kepercayaan dan kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Ajarannya tentang iman, kasih karunia, dan otoritas Alkitab masih membentuk dasar iman Protestan hingga hari ini.

Gerakan Reformasi yang dipimpinnya telah mengubah jalur sejarah Eropa dan dunia. Luther membantu meletakkan dasar untuk kebebasan beragama dan pemisahan gereja dari negara. Dia juga telah membuka jalan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dengan menentang otoritas Paus yang mutlak.