Demam Kuning: Penyakit Menular dari Gigitan Nyamuk Terinfeksi

Demam Kuning: Penyakit Menular dari Gigitan Nyamuk Terinfeksi

Demam kuning merupakan penyakit virus yang mempunyai dampak signifikan terhadap sejarah umat manusia, khususnya di wilayah tropis Afrika dan Amerika. Penyakit ini disebabkan oleh virus demam kuning yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, terutama spesies Aedes aegypti.

Sejarah wabah ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, dengan wabah pertama yang tercatat terjadi di Afrika pada abad ke-17. Penyakit ini kemudian menyebar ke Amerika melalui perdagangan budak transatlantik, yang menyebabkan epidemi yang menghancurkan di kalangan penduduk.

Demam kuning mendapatkan namanya karena karakteristik kulit dan mata yang menguning (penyakit kuning) yang terjadi pada beberapa orang yang terinfeksi. Gejalanya dapat berkisar dari gejala ringan seperti flu hingga kasus parah yang dapat menyebabkan kegagalan organ, pendarahan, dan kematian.

Selama abad ke-18 dan ke-19, wabah ini sering terjadi dan berdampak signifikan terhadap perkembangan kota dan jalur perdagangan. Kota-kota pelabuhan besar di Amerika, seperti New Orleans dan Philadelphia, mengalami epidemi dahsyat yang menyebabkan tingginya angka kematian dan gangguan ekonomi.

Pemahaman tentang demam kuning dan penularannya meningkat pada akhir abad ke-19. Dokter Kuba Carlos Finlay menyatakan bahwa nyamuklah yang bertanggung jawab menyebarkan penyakit ini. Teori ini kemudian dikonfirmasi oleh karya dokter Amerika Walter Reed dan timnya selama pembangunan Terusan Panama.

 

Penemuan Vektor Nyamuk

 

Penemuan vektor nyamuk menyebabkan penerapan tindakan pengendalian nyamuk, seperti pembuangan air tergenang dan pengasapan, yang membantu mengurangi penyebaran wabah ini. Selain itu, pengembangan vaksin demam kuning yang sangat efektif pada tahun 1930an memberikan kontribusi lebih lanjut terhadap pengendalian dan pencegahan penyakit ini.

BACA JUGA : Wabah Virus Zika: Infeksi Virus yang Ditularkan Oleh Nyamuk

Saat ini, demam kuning masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa bagian Afrika dan Amerika Selatan, dimana wabah penyakit ini masih sering terjadi. Kampanye vaksinasi, upaya pengendalian nyamuk, dan sistem pengawasan dilakukan untuk mencegah dan merespons wabah.