An Lushan: Pemimpin Pemberontakan Lushan Lawan Dinasti Tang

An Lushan: Pemimpin Pemberontakan Lushan Lawan Dinasti Tang

An Lushan adalah seorang jenderal militer asal campuran Sogdiana dan Turki yang memainkan peran penting dalam sejarah Tiongkok selama Dinasti Tang. Ia terkenal karena memimpin Pemberontakan Lushan melawan Dinasti Tang pada pertengahan abad ke-8.

Dia lahir pada tahun 703 di wilayah Fanyang, yang sekarang merupakan wilayah timur laut Tiongkok. Ia naik pangkat di militer Tang dan menjadi terkenal sebagai jenderal yang cakap dan karismatik. Ia dikenal karena kehebatan militernya dan kemampuannya dalam memimpin kesetiaan pasukannya.

 

An Lushan Memberontak Melawan Dinasti Tang

 

Pada tahun 755, An Lushan memberontak melawan Dinasti Tang, menyatakan dirinya sebagai penguasa negara baru yang disebut Dinasti Yan. Pemberontakannya dipicu oleh kombinasi keluhan pribadi dan ketidakpuasan terhadap kebijakan istana Tang. Dia merasa dipinggirkan dan diabaikan oleh Kaisar Tang Xuanzong, yang lebih menyukai kasim dan pejabat istana lainnya.

Pemberontakan Lushan dengan cepat mendapatkan momentumnya, dan pasukannya merebut kota strategis Luoyang dan maju menuju ibu kota Tang, Chang’an. Kaisar Tang Xuanzong terpaksa melarikan diri, dan pemberontakan menyebar ke seluruh Tiongkok utara.

An Lushan: Pemimpin Pemberontakan Lushan Lawan Dinasti Tang

Pasukannya terdiri dari beragam pasukan Tiongkok dan non-Tionghoa, termasuk Sogdiana, Turki, dan kelompok etnis lainnya. Pasukannya terkenal karena disiplin dan organisasinya, dan merupakan ancaman besar bagi Dinasti Tang.

Selama pemberontakan, Dia menerapkan serangkaian reformasi yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya dan mendapatkan dukungan dari penduduk setempat. Dia mendirikan ibu kota baru di Luoyang dan menerapkan kebijakan untuk mengatasi keluhan terkait distribusi tanah dan perpajakan.

Namun, pemberontakan tersebut ditandai dengan pertempuran sengit dan kehancuran yang meluas. Pasukan An Lushan melakukan kekejaman, termasuk pembantaian dan penjarahan, saat mereka bergerak melintasi wilayah tersebut.

Pada tahun 763, An Lushan dibunuh oleh putranya sendiri, dan pemberontakan perlahan-lahan kehilangan momentumnya. Dinasti Tang berhasil mendapatkan kembali kendali atas wilayah tersebut, namun kekaisarannya menjadi sangat lemah akibat konflik tersebut.

BACA JUGA : Pemberontakan Lushan: Pemberontakan Besar Tiongkok (755-763)

Pemberontakan An Lushan berdampak besar pada sejarah Tiongkok. Hal ini melemahkan Dinasti Tang dan berkontribusi pada kemundurannya. Pemberontakan tersebut juga menyoroti tantangan yang dihadapi Dinasti Tang dalam mempertahankan kendali atas kerajaannya yang luas dan dampak konflik internal terhadap stabilitas negara.

Meskipun pemberontakan tersebut gagal total, nama An Lushan telah menjadi sinonim dengan pemberontakan dan pengkhianatan dalam sejarah Tiongkok. Pemberontakannya tetap menjadi salah satu peristiwa terpenting Dinasti Tang dan terus dipelajari dan dianalisis oleh para sejarawan.