Pemberontakan Dungan: Konflik Kekerasan di Tiongkok Pada Akhir Abad Ke-19

Pemberontakan Dungan: Konflik Kekerasan di Tiongkok Pada Akhir Abad Ke-19

Pemberontakan Dungan adalah serangkaian konflik kekerasan yang terjadi pada akhir abad ke-19 di Tiongkok. Pemberontakan tersebut dipimpin oleh masyarakat Dungan yang merupakan kelompok etnis Muslim keturunan Tionghoa Hui.

Masyarakat Dungan telah menghadapi diskriminasi dan penganiayaan di bawah Dinasti Qing. Saat itu, Dinasti Qing merupakan dinasti yang berkuasa di Tiongkok. Mereka dikenakan pajak yang besar, kerja paksa, dan pembatasan praktik keagamaan.

Keluhan ini, ditambah dengan kesulitan ekonomi dan kekeringan, menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan di kalangan penduduk Dungan.

Pada tahun 1862, ketegangan meningkat menjadi pemberontakan terbuka ketika perselisihan kepemilikan tanah antara komunitas Tionghoa Dungan dan Han berubah menjadi kekerasan.

Pemberontakan dengan cepat menyebar ke beberapa provinsi di barat laut Tiongkok, dengan pemberontak Dungan melancarkan serangan terhadap pemukiman Han Tiongkok dan pasukan pemerintah.

Pemerintah Qing menanggapinya dengan mengirimkan pasukan untuk menekan pemberontakan. Konflik tersebut berlangsung selama beberapa tahun, dan kedua belah pihak melakukan tindakan kekerasan dan kekejaman.

Pemberontak Dungan awalnya berhasil merebut beberapa kota dan mendirikan negara merdeka sendiri, namun akhirnya dikalahkan oleh pasukan Qing.

Pemberontakan berakhir pada tahun 1877 ketika pemerintah Qing mendapatkan kembali kendali atas wilayah pemberontak. Masyarakat Dungan menderita banyak korban jiwa dan menjadi sasaran penindasan dan penganiayaan lebih lanjut setelah peristiwa itu.

BACA JUGA : Penaklukan Timur-e-Lang: Kampanye Militer dan Penaklukan Timur

Pemberontakan Dungan dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah Tiongkok karena menyoroti ketegangan antara berbagai kelompok etnis dan agama di negara tersebut. Hal ini juga mempunyai dampak jangka panjang terhadap komunitas Dungan, yang menyebabkan mereka bermigrasi ke wilayah lain di Tiongkok dan Asia Tengah untuk mencari peluang dan keamanan yang lebih baik.