Gunung Kangchenjunga: Gunung Tertinggi Ketiga di Dunia

Gunung Kangchenjunga: Gunung Tertinggi Ketiga di Dunia

Gunung Kangchenjunga merupakan gunung tertinggi ketiga di dunia, dengan ketinggian 8.586 meter (28.169 kaki). Terletak di Himalaya di perbatasan antara Nepal dan India. Gunung ini dianggap suci oleh masyarakat setempat dan memiliki makna budaya dan agama yang besar.

Gunung Kangchenjunga pertama kali terlihat oleh penjelajah Barat pada tahun 1848. Surveyor Inggris, termasuk Joseph Dalton Hooker dan Sir George Everest, mengamati gunung tersebut selama survei mereka di wilayah tersebut.

Nama “Kangchenjunga” berasal dari bahasa Tibet dan berarti “Lima Harta Karun Salju”, mengacu pada lima puncak gunung. Masyarakat Sikkim setempat juga menyebut gunung itu sebagai “Kangchen Dzö-nga”, yang berarti “Lima Harta Karun Besar Salju”.

Upaya pertama yang tercatat untuk mendaki Gunung ini dilakukan pada tahun 1905 oleh ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh Aleister Crowley. Namun, mereka tidak berhasil mencapai puncak. Beberapa ekspedisi lain menyusul, namun baru pada tahun 1955 pendakian berhasil dilakukan.

Pada tanggal 25 Mei 1955, ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh Charles Evans dan Joe Brown berhasil mencapai puncak Gunung Kangchenjunga. Mereka mendaki melalui sisi barat daya, yang sekarang dikenal sebagai “Rute Normal”.

Gunung Kangchenjunga dan kawasan sekitarnya dilindungi sebagai bagian dari Kawasan Konservasi Kangchenjunga, yang didirikan pada tahun 1997. Kawasan ini merupakan rumah bagi beragam flora dan fauna, termasuk spesies yang terancam punah seperti macan tutul salju dan panda merah.

Gunung Kangchenjunga mempunyai makna budaya dan keagamaan yang besar bagi masyarakat setempat. Hal ini diyakini sebagai tempat tinggal dewa Dzo-nga, yang disembah oleh masyarakat Sikkim. Gunung ini juga merupakan tempat ziarah yang populer bagi umat Buddha dan Hindu.

BACA JUGA : Wolfgang Amadeus Mozart: Komposer dan Pemain Legendaris

Selama bertahun-tahun, Gunung ini telah menyaksikan beberapa kejadian tragis. Pada tahun 1960, ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh Norman Hardie kehilangan lima anggotanya akibat longsoran salju. Pada tahun 2019, sekelompok pendaki, termasuk pendaki gunung ternama dari India, hilang saat melakukan ekspedisi di gunung tersebut.