Invasi Darat: Bagaimana Perang Teluk Dimenangkan?

Invasi Darat: Bagaimana Perang Teluk Dimenangkan?

Perang Teluk adalah konflik yang terjadi pada tahun 1990-1991 antara Irak dan koalisi 35 negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Peperangan tersebut dipicu oleh invasi Irak dan aneksasi Kuwait pada Agustus 1990.

Perang Teluk berakar pada sengketa wilayah dan ekonomi yang sudah berlangsung lama antara Irak dan Kuwait. Irak di bawah kepemimpinan Presiden Saddam Hussein menuduh Kuwait mencuri minyak dari ladang minyak Rumaila yang melintasi perbatasan kedua negara. Selain itu, Irak mengklaim bahwa Kuwait melebihi kuota produksi minyak OPEC, sehingga menurunkan harga minyak dan merugikan perekonomian Irak.

Pada tanggal 2 Agustus 1990, pasukan Irak menginvasi Kuwait, dengan cepat membuat militer Kuwait kewalahan dan menduduki negara tersebut. Komunitas internasional mengutuk tindakan Irak dan menyerukan penarikan segera. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan serangkaian resolusi yang menuntut penarikan diri Irak dan menjatuhkan sanksi ekonomi.

Pasukan Koalisi Yang Dipimpin Oleh Amerika Serikat

Menanggapi agresi Irak, koalisi negara-negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat dibentuk untuk membebaskan Kuwait dan menegakkan resolusi PBB. Koalisi tersebut mencakup negara-negara dari Eropa, Timur Tengah, dan belahan dunia lainnya. Amerika Serikat memainkan peran utama dalam perang tersebut, menyediakan sebagian besar kekuatan militer dan memimpin kampanye udara.

Perang Teluk dimulai pada 17 Januari 1991, dengan pemboman udara besar-besaran terhadap sasaran-sasaran Irak. Pasukan koalisi melancarkan kampanye udara berkelanjutan, menargetkan instalasi militer, jaringan komunikasi, dan infrastruktur. Tujuannya adalah untuk melemahkan kemampuan militer Irak dan memaksa Saddam Hussein mundur dari Kuwait.

Setelah berminggu-minggu melakukan pemboman yang intens, koalisi melancarkan serangan darat pada tanggal 24 Februari 1991. Kampanye darat tersebut dengan cepat mendorong pasukan Irak keluar dari Kuwait dan maju ke Irak selatan. Pasukan koalisi meraih kemenangan cepat dan menentukan, membebaskan Kuwait dan mendorong pasukan Irak kembali ke wilayah mereka sendiri.

BACA JUGA : Genosida Rwanda: Babak Kelam Dalam Sejarah Manusia

Perang Teluk berakhir pada 28 Februari 1991 dengan perjanjian gencatan senjata. Irak menerima persyaratan gencatan senjata, termasuk penarikan pasukannya dari Kuwait dan pembentukan zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan Irak-Kuwait. Sanksi ekonomi yang dikenakan terhadap Irak masih berlaku hingga tahun 2003.