Raja Henry VIII: Raja Kontroversial dalam Sejarah Inggris

Raja Henry VIII: Raja Kontroversial dalam Sejarah Inggris

Raja Henry VIII atau raja Tudor kedua di Inggris, adalah salah satu tokoh paling terkenal dan kontroversial dalam sejarah Inggris. Ia memerintah dari tahun 1509 hingga kematiannya pada tahun 1547 dan dikenang karena enam pernikahannya, putusnya hubungan dengan Gereja Katolik Roma, dan pengaruhnya yang signifikan terhadap lanskap agama dan politik Inggris.

Henry VIII lahir pada tanggal 28 Juni 1491, dan naik takhta pada usia 17 tahun. Pada tahun-tahun awal pemerintahannya, ia dikenal karena kehebatan atletiknya, kecintaannya pada musik, dan minatnya pada seni. Namun, keinginannya untuk mendapatkan ahli waris laki-lakilah yang menentukan sebagian besar masa pemerintahannya dan membawa perubahan signifikan di Inggris.

 

Perpecahan Raja Henry VIII dengan Gereja Katolik Roma

 

Salah satu momen penting pada masa pemerintahan Henry VIII adalah keinginannya untuk bercerai dari istri pertamanya, Catherine dari Aragon. Catherine gagal menghasilkan ahli waris laki-laki, dan Henry meminta pembatalan dari Paus. Ketika Paus menolak mengabulkan pembatalan tersebut, Henry mengambil tindakan sendiri dan mendirikan Gereja Inggris, dengan dirinya sendiri sebagai pemimpinnya, untuk membubarkan pernikahannya dan menikahi Anne Boleyn.

Perpecahan Henry VIII dengan Gereja Katolik Roma dan pendirian Gereja Inggris mempunyai konsekuensi yang luas. Hal ini menyebabkan pembubaran biara, penyitaan tanah gereja, dan redistribusi kekayaan. Reformasi Inggris, demikian sebutannya, mengubah Inggris menjadi negara Protestan dan memutuskan hubungan dengan Gereja Katolik di Roma.

Pernikahan dan perceraian Henry VIII juga merupakan bagian penting dalam sejarahnya. Setelah menceraikan Catherine dari Aragon, ia menikah dengan Anne Boleyn, yang melahirkan putrinya, Elizabeth I. Namun, Anne kemudian dieksekusi atas tuduhan perzinahan dan pengkhianatan. Henry kemudian menikah empat kali lagi, dengan pernikahannya dengan Jane Seymour dan Anne of Cleves menjadi yang paling terkenal. Istri terakhirnya, Catherine Parr, hidup lebih lama darinya.

Pemerintahan Henry VIII bukannya tanpa tantangan dan kontroversi. Dia menghadapi pemberontakan, seperti Ziarah Kasih Karunia, dan kebijakan serta tindakannya sering kali mendapat perlawanan. Namun demikian, ia meninggalkan pengaruh yang bertahan lama di Inggris, baik secara politik maupun agama.

BACA JUGA : Louis Agung: Raja Paling Lama Memerintah dalam Sejarah Prancis

Raja Henry VIII meninggal pada tanggal 28 Januari 1547 dan digantikan oleh putranya, Edward VI. Pemerintahannya, yang ditandai dengan pernikahannya, perpecahannya dengan Gereja Katolik, dan perannya dalam Reformasi Inggris, terus memesona para sejarawan dan membentuk pemahaman kita tentang Tudor Inggris.